Terkadang kita bingung
ketika akan memulai sesuatu dan membayangkan hasil akhir dari suatu pekerjaan yang
sudah dimulai. Tidak jarang pula kita kebingungan di tengah jalan akibat
kesalahan prediksi proses yang sedang dibangun di tengah jalan. Ketika kita
sedang menulis sering pula kehilangan ‘flow ’cerita yang sedang
kita buat hingga akhirnya selesai dengan tulisan yang kurang terarah pada hasil
akhir yang sebelumnya dibayangkan.
Saya pernah membaca
buku tentang System Thinking (lupa judul bukunya), pada
buku tersebut dijelaskan bahwa penyelesaian suatu masalah dapat kita modelkan
dalam suatu pemikiran sistemik. Seperti pada diagram blok di atas, kita dapat
memodelkannya kedalam input, system, dan output.Input di
sini adalah masalah sedangkan output -nya adalah penyelesaian
masalah. Di dalam system kita memproses informasi dari input untuk
kemudian disesuaikan agar diperoleh output yang
diinginkan. Artinya sebelum memulai penyelesaian masalah harus didefinisikan
terlebih dahulu input dan output-nya. Dengan
demikian kita mempunyai gambaran jelas tentang permasalahannya dan bisa
membayangkan hasil akhirnya. Barulah kemudian mendesain sebuah sistem untuk
mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Di dalam blok sistem
sendiri, kita bisa membaginya kembali ke dalam beberapa blok yang saling
terhubung satu sama lain membentuk sebuah proses yang saling terikat (seperti
gambar di atas). Masing-masing blok itu pun terdiri dari input, output,
dan blok system. Dengan kata lain ada sistem di dalam sistem, yang
apabila blok di dalam sistem tersebut masih memiliki proses yang kompleks,
dapat dipecah lagi menjadi beberapa blok sampai diperoleh urutan proses input –> system –> output yang
lebih sederhana. Proses pemecahan ini terjadi secara rekursif dan tergantung
kepada kompleksitas sistem yang dibuat.
Pemodelan sistem ini
dalam dunia rekayasa bisa disetarakan dengan standar formal dari abstraction
language dimana dewasa ini telah dikenal adanya UML (Unified
Modelling Language) atau SDL (Specification Description Language). Abstraction
Language tersebut adalah layer teratas ketika kita
mengembangkan suatu sistem sebelum implementasi dengan bahasa pemrograman
di layer yang lebih rendah. Selain itu pemahaman dan
pendekatan sistem juga jauh lebih mudah dengan model definisi formal seperti
itu.
Sejatinya konsep
berpikir ini bisa digunakan secara luas diberbagai bidang ilmu, karena sistem
berpikir secara sistemik seperti ini mampu mendifinisikan masalah dengan baik
serta membantu untuk tetap fokus pada tujuan akhir yang ingin dicapai. Contohnya
adalah ketika kita ingin membuat suatu tulisan, apabila kita menerapkan metode
berpikir seperti ini langkah pertama yang kita lakukan adalah menetapkan
langkah awal tulisan dan juga menetapkan hasil akhir dari tulisan yang kita
buat. Apabila input dan output nya sudah
jelas, maka dalam menulis kita bisa tetap menjaga flow tulisan
sampai akhir. Selain mempermudah hal ini juga akan meningkatkan kualitas dari
sistem apapun yang kita buat.
0 komentar:
Posting Komentar